Troy Bayliss. Tiga kali juara dunia WSBK dari 52 kemenangan sepanjang karirnya membuatnya layak disebut sebagai The living legend World Superbike. Bahkan kalo boleh, saya menyebut Balisstics sebagai pembalap “from Zero to Hero.” Yes, pembalap ini boleh dikatakan agak telat dalam meniti karir profesionalnya didunia balap. Karena Troy Bayliss baru menapaki karir pro-nya diusia 26 tahun. Jadi ketika pembalap-pembalap sekaliber Valentino Rossi, Jorge lorenzo, dan Casey Stoner sudah bermain gokart, mini moto-cross bahkan sudah menapaki GP125 sejak usia balita sampai 15 tahun. Bayliss muda terpaksa magang sebagai tukang cat di bengkel milik Joe Barry karena ia memang bukan berasal dari keluarga berada. Sampai akhirnya ia bisa mengkredit motor pertamanya yaitu Kawasaki ZXR 750, dan dengan motor tersebut Bayliss nekat mengikuti ajang Australian Supersport Championship. Hasilnya sepadan karena Bayliss berhasil finish sebagai runner up.

Pada tahun selanjutnya, Troy Bayliss memutuskan untuk mengikuti ajang Australian Superbike. Dia berhasil menduduki peringkat ketiga klasemen akhir pada tahun 1996 dan peringkat kedua pada tahun selanjutnya. Bayliss mendapat perhatian khusus dari dunia internasional ketika ia mendapat kesempatan untuk mengikuti ajang GP 250 sebagai pembalap wildcard bersama tim Suzuki. Kala itu, Bayliss berhasil finish di peringkat ke 6 meskipun menggunakan motor Suzuki yang terkenal kalah power dari kompetitornya. Hasil tersebut memberikan banyak respek kepada Troy Bayliss sehingga Ducati menawarkan kepadanya untuk mengikuti ajang British Superbike (BSB). Pada tahun rookienya di BSB, Bayliss lebih sering jatuh dan mengalami kerusakan mesin. Tapi pada tahun selanjutnya, Bayliss berhasil menjadi juara BSB dengan mengalahkan Chris Walker.

Pada tahun 2000, Bayliss menggantikan Carl Fogarty yang terkena cedera di ajang WSBK. Meskipun ia tidak mengikuti 3 seri awal dan mengawali start yang buruk di seri Sugo, Bayliss berhasil menduduki peringkat ke 6 klasemen akhir. Pada tahun selanjutnya, diatas Ducati 998 Bayliss tampil konsisten dan berhasil memperoleh 6 kemenangan sehingga ia layak mendapatkan gelar pertamanya di ajang bergensi WSBK dengan mengalahkan Colin Edwards dirace penentuan, Assen. Di tahun 2002, Bayliss memecahkan rekor kemenangan terbanyak dalam satu musim. Tapi Colin Edwards yang tampil konsisten berhasil memangkas jarak poin klasemen. Gelar juara pun ditentukan kembali di race pamungkas, Imola. Edwards yang unggul satu poin dari Bayliss berhasil memenangkan race pamungkas tersebut dan merebut gelar juaranya yang kedua dari Troy Bayliss 😦 .

Ketika kelas GP 500 2 stroke digantikan dengan MotoGP 4 stroke, Ducati memutuskan untuk ikut dalam gelaran tersebut. Well, Bayliss dan Loris Capirossi menjadi dua pembalap pertama bagi tim Ducati diajang MotoGP pada tahun 2003. Dengan motor yang kompetitif, Bayliss berhasil naik podium ketiga sebanyak 3 kali dan berada diperingkat ke 6 klasemen akhir. Musim sophomorenya diajang MotoGP tidak berjalan dengan baik. Karakter Ducati yang memiliki keunggulan top speed di track lurus tetapi liar ditikungan membuat Bayliss lebih sering mengalami insiden. Ujung-ujungnya Bayliss hanya mendekam diperingkat ke 14 klasemen akhir. karena alasan tekanan sponsorship, Ducati terpaksa menggantikan Bayliss dengan Carlos Checa. Sehingga karir Bayliss diajang MotoGP hampir saja berakhir, untung saja Sito Pons Camel Honda bersedia memberikan kursi kosong baginya bersama Alex Barros pada tahun 2004. Sayangnya, Troy mengalami insiden yang membuatnya patah tulang dibagian tangan. Bayliss pun terpaksa melewatkan sisa 6 balap terakhir dimusim tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri karirnya di MotoGP yang dirasa tidak cocok dengan style balapnya.

Setelah mundur dari MotoGP, Bayliss memutuskan untuk mengikuti kembali ke ajang WSBK yang sudah membesarkan namanya bersama tim Ducati. Bayliss mengawali tes pramusim di Qatar dan Valencia dengan mencengangkan, karena ia dan Troy Corser berhasil mengalahkan catatan waktu tercepat dari pembalap MotoGP. Meskipun motor Superbike 999 yang digunakannya lebih inferior bila dibandingkan dengan motor2 MotoGP. Well, Bayliss pun mendominasi musim 2006 WSBK di atas 999 dengan memenangkan 7 race secara berturut-turut dan beberapa podium. Troy Bayliss pun berhak mendapatkan gelar juara WSBK dari James Toseland di race Imola, kampung halaman Ducati. Performa Bayliss yang bagus dimusim 2006 WSBK, membuat Ducati menawarkan Troy membalap di MotoGP seri terakhir, Valencia menggantikan Sete Gibernau yang sedang cedera. Bayliss menjawab tawaran tersebut dengan berada diposisi kedua kualifikasi dan memenangkan race tersebut. FYI, race Valencia tersebut merupakan race penentuan gelar juara antara Valentino Rossi vs Nicky Hayden. Ducati pun mengakhiri seri terakhir tersebut dengan finish 1st & 2nd.

Bersambung :mrgreen:

Comments
  1. kunjungan balasan gan…hehehehe….. salam dari pulau seberang

  2. aru_kun says:

    Mantab..

    Iya, jadi penasaran, kenapa Ducati bisa dominan di Valencia 2006 yang notabene sirkuit pelan ya?? 🙂

  3. Icip baksone mbah.. 😀

  4. seandainya ducati sekarang kayak dulu lagi…

  5. bimo96 says:

    helmnya koq dilempar tuhh?? 😀

  6. tenang aja Bim,, beli satu gratis 2.. masih ada sisa kok.. :mrgreen:

Leave a comment