Moto-Legend: Ducati 888

Posted: 18 February 2012 in Louder than a Bomb, Motorcycle
Tags: , , , ,

Biker-enthusiast sering mengidentikkan Ducati sebagai Ferrari-nya roda dua alias motor impian maupun sex on two wheels. Yang menjadi pertanyaan adalah bila Ferrari memiliki 250 GTO sebagai the best classic of Ferrari, Bagaimana dengan para Ducatisti?? Ducati tipe mana yang layak disandangkan sebagai 250 GTO-nya roda dua?? Well, jawabannya adalah Ducati 888. Yes, seperti halnya Ferrari yang terkenal dengan silsilah balapnya. Triple-8/851 merupakan icon pertama bagi Ducati sebagai brand motor yang menjual nilai “sport” bagi produknya. Yes, sejak diluncurkannya 888 inilah strategi marketing sederhana Ducati dimulai “Win on Sunday,, Sell on Monday.” Dan itu masih tetap bertahan hingga sekarang.

Proyek 851 (seri predesesor 888) dimulai pada tahun 1986. Cagiva (dimiliki oleh Castiglioni bersaudara) yang kala itu memiliki sebagian besar saham kepemilikan Ducati, menunjuk Massimo Bordi untuk membangun mesin V-twin yang disiapkan khusus untuk balap. Bordi yang menyelesaikan thesis-nya dalam merancang mesin desmodromic 4-valves, menggunakan mesin Ducati 750 Pantah sebagai basis mesin prototipe 751. Mesin tersebut dikembangkan oleh Bordi sebagai eksperimen awal dan dilengkapi dengan 4 valves Desmodromic per cylinder (Desmoquattro). Yak, inilah awal mulanya silsilah Desmoquattro pada seri sportbike-nya Ducati. Tidak hanya Desmoquattro, Bordi juga melengkapi prototipe 751 dengan pendingin cairan (again the first time on Ducati line up) dan peranti bahan bakar injeksi yang sama dengan digunakan pada Ferrari F40, Webber-Marelli injection.

Untuk mengetahui performa eksperimennya, Ducati menguji coba prototipe 751 pada balap ketahanan Bol d’Or 24 jam di Prancis dan berhasil mengejutkan kalangan yang meruagukannya karena  sempat bertengger diperingkat ketujuh sampai girboksnya jebol setelah digeber selama 15 jam. Cukup bagus mengingat, prototipe tersebut hanya dibangun selama beberapa hari saja. Melihat uji coba pertama yang cukup memuaskan, Bordi mengupgrade prototipenya dengan cara meningkatkan kapasitas mesinnya dari 751 menjadi 851 cc. Prototipe 851 tersebut diikutsertakan ke kejuaraan Daytona dengan Marco Lucchinelli sebagai pembalapnya, dan dia berhasil memenangkan kejuaraan Daytona diatas 851 yang memiliki top speed mencapai 166 mph (sekitar 267 kpj). Dengan kemenangan tersebut, Ducati berhasil membangun imej 851 sebagai sport bike.

Tahun 1987, Ducati memamerkan 851 kepada publik sekaligus memutuskan untuk mengikuti seri balap superbike pada tahun 1988. Untuk memenuhi syarat homologasi WSBK, Ducati harus memproduksi dan menjual minimal 200 unit 851 kepada publik. Ducati 851 generasi awal (original) yang dijual ke publik memiliki ciri khas yang tidak dimiliki generasi upgrade-nya menggunakan suspensi teleskopik Marzoocchi, velg Marvic berukuran 16 inchi dan livery-nya yang berwarna merah-putih-hijau. Sayangnya, karena menggunakan velg 16 inchi tersebut, banyak para Ducatisti 851 yang kecewa dengan handlingnya. Karena terlalu liar, meskipun performa mesinnya mendapat banyak acungan jempol.

All is well, Ducati pun mengupgrade 851 original pada tahun selanjutnya. Kali ini Ducati memberikan warna merah di seluruh body 851, mengubah steering rake, velgnya diperbesar dengan Marvic 17 inchi, kompresi rasio ditingkatkan menjadi 11.0:1 (sebelumnya 10.2:1), suspensi USD Marzocchi fully adjustable depan/belakang, dan ECU-nya yang di mapping ulang. 851 upgrade ini mampu memuaskan para ducatisti. Terutama sektor handlingnya yang dari mengecewakan menjadi luar biasa. Ducati terus mengupgrade 851 dan meningkatkan kapasitas mesinnya menjadi 888 cc. Dan dari tipe inilah, kisah manis kiprah Ducati di ajang WSBK dimulai. Giancarlo Falappa menjadi pembalap pertama yang menjuarai gelar WSBK di atas 888 ini (9 kemenangan dan selisih 57 poin dari runner up-nya). Kemudian disusul oleh Doug Polen yangmemperoleh gelar juara dunia 2 kali berturut-turut pada tahun 91 dan ’92. Carl Fogarty pun sempat menjadi runner up WSBK dengan meraih 9 kemenangan bersama 888 ini.

Bukan Ducati namanya kalo tidak memproduksi edisi spesial balapnya. Meskipun spesifikasi versi standar 888 sudah lebih cukup bahkan over-spek dibandngkan kompetitor dari negeri samurai. Ducati tetap membuat versi 888 yang lebih mendekati dengan spek yang sama dengan Ducati gunakan di ajang WSBK. Dan varian paling topnya adalah 888 SP5 tahun 1993. Varian tersebutlah yang sampai sekarang masih menjadi incaran para kolektor Ducati. Karena spek suspensinya yang paling ajib, dilengkapi dengan suspensi Ohlins depan/belakang (standarnya “masih” Marzoochi).

Anyway, meskipun produksi Ducati era ’80 dan ’90-an terkenal dengan rewelnya, tapi jumlah kapasitas produksi Ducati pada masa tersebut masihlah sangat-sangat sedikit dibandingkan dengan yang sekarang. Eksklusivitas Ducati 888 justru menjadikannya sebagai salah satu collector item. Apalagi inilah varian Ducati pertama yang layak dijadikan sebagai flagship. Saya pernah membahas, bahwa Ducati Monster merupakan varian penyelamat krisis finansial Ducati pada medio ’90-an. Tapi salah satu faktor kesuksesan penjualan Monster tidak lepas dari penggunaan frame dan basis mesin 888 ini. Ya, Monster memang merupakan motor naked bike pertama yang menggunakan sasis dan mesin berbasis motor superbike alias motor superbike minus fairing. Oleh karena itu, Ducati 888 memang layak menjadi icon Ducati pertama di dunia balap. Sama halnya dengan Ferrari 250 GTO.

Angkat topi buat mbah buyutnya Ducati 1199 Panigale :mrgreen:

Next episode: Kawasaki ZXR-750

NB: Seumur2 baru sekali ngeliat Ducati 888 ini.. itupun kecele, pertamanya disangkain BMW K1. Suaranya ajiiibbbb ala Ducati bgt dah,, bengieezzzz.. Kapan yak punya Ducati, biarin deh yang classic aja :mrgreen:

Sumber: http://www.visordown.com/features/bike-icon-ducati-888/13793.html

Sumber: http://www.motorcyclespecs.co.za/model/ducati/ducati_888sp5.htm

Comments
  1. andhi_125 says:

    klasik abis….inget jaman smp-sma seneng kliping gambar moge dari majalah :mrgreen:

  2. gaplek mania says:

    aku mlah belum penah liat..klo monster900 teman di pt ada yg punya dulu.

  3. gogo says:

    motor2 ducati memang joss.. tiap berangkat kerja pasti mlototin ducati 848 evo pnya big boss.. smoga kita semua bs punya ducati 🙂

  4. bimo96 says:

    motor jadul nan bengis 😀

  5. ya2kzzz says:

    baru tau kalo monster basisnya sama dengan ini..nice info juragan.. 🙂

  6. L twin kaga ada matinyaa :mrgreen:

Leave a comment