Tahun 2002 adalah tahun dimulainya kembali era 4-stroke di MotoGP. Setelah sebelumnya selama 15 tahun hanya diperbolehkan 2-stroke dengan displacement (isi silinder) 125, 250, dan 500. Yang artinya dalam semua kelas GP hanya ada 2-stroke engine, kecuali kelas para raja MotoGP yaitu 2-stroke 500 cc dan 4-stroke 990 cc. Tapi ternyata balik maning ke era 1950 dan 1960-an, 2-stroke vs 4-stroke adalah hal yang lumrah broo. Gak tanggung2 displacement-nya sama lagi.
Trus siapa pemenangnya pada dinasti tersebut??
Awal mulanya sih jelas 4-stroke yang menang dari 2-stroke. Kok bisa?? Simple, sama halnya dengan teknologi 4 katup per silinder Honda yang awalnya diremehkan oleh MV Agusta, pada masa tersebut perkembangan teknologi 2-stroke belum sekencang sekarang. Yep, pada era ’50 dan ’60-an hanya displacement yang dibatasi. Sementara jumlah silinder dan transmisi bebas. Makanya spek motor2 balap pada jaman tersebut bakal terlihat cadas ama kita2 yang idup dijaman sekarang. Lha 50 cc aja 3 silinder, 125 cc 4 silinder, 250 cc 6 silinder. Jumlah gigi transmisinya?? Beuh ngalahin bis2 AKAP. 8-speed ato 9-speed itu biasa, 14-speed dan 18-speed itu nangkring di mesin 50 cc nya Suzuki broo.
Nah sampai tahun 1962, Honda dengan RC 145 2 silinder 125 cc 4 tak di atas rider top Mike “The Bike” Hailwood dan Jim Redman memang merajai bro. Tapi ditahun selanjutnya, Suzuki yang menjuarai kelas 125 cc di awaki Hugh Anderson dengan Suzuki 125 RT 64-nya. Spek motor Suzuki sendiri kelewat cadas buat kite bro, 125 cc 2 silinder, 2-stroke, dan 9-speed gearbox dengan topspeed 130 mph alias 210 kph.
Ngelihat tahta 125 cc nya direbut, Honda menelurkan inovasi baru di RC 146 yg speknya, 125 cc 4 silinder (tahun 1965 keluar lg yang 5 silinder), 4-stroke, 8 speed transmition. Topspeed?? Menurut data sih diatas 218 kph. Hasilnya?? Honda kembali juara di kelas 125 cc. Nah, seiring perkembangan teknologi 2-stroke yg menghasilkan tenaga yg lbh baik. 4-stroke mulai ditinggalkan di ajang Grandprix.
Apa yg bisa disimpulkan adl, dengan displacement alias isi silinder yg sama ternyata 4-stroke bisa ngalahin 2-stroke diajang balap GrandPrix. Nothing imposible bro,, semua tergantung inovasi teknologi yg bikin imposible adalah aturan yg membatasi jumlah silinder, xixi. Dengan jumlah silinder sama, hampir dipastikan 2-stroke bakal ngalahin 4-stroke abis2an.
Monggo Komentarnya broo 🙂
2tak pancen jos
jos tarikane,, jos bensine..
Jambakan mautttt
http://aiiefz.wordpress.com/2011/09/18/aragonperjuangan-rider-italia/
haha.. sip.. 2 tak gitu lhoo..
makasih dah mampir mas bro 🙂
motor balap jadul transmisi n silindernya banyak ya ternyata 😀
Yoi bro.. jaman dulu belon ada aturan yg ngebatesin jumlah silinder n transmisi.. mantep tho
Hahaha, kebayang aja ya 50cc dengan 3 silinder 8-percepatan…
tiap silinder cuma 17cc doang,, rumit tuh ngebuatnya…
yep.. yg penting juara..